Baru mau merebahkan diri, dia teringat akan perangkat kerjanya yang sudah habis daya. Perlahan, ia keluarkan barang-barang itu dari dalam tas. Ada laptop, tablet, smartphone, dan power bank. Semua sama-sama harus kembali diisi dayanya.
Sayangnya, stop kontak dalam kamar hanya ada dua. Itu pun, salah satunya sudah dipakai untuk kipas angin. Maka dari itu, sambungan terminal T (T-steker) jadi solusi.
Pengalaman Dina kerap dialami banyak orang. Bahkan, ada juga yang menyambungkan stop kontak dengan colokan cabang empat, kemudian masih dicabang lagi dengan terminal T. Tujuannya, biar colokan muat banyak.
Pertanyaannya, bolehkah seperti itu? Aman?
Frankco Nasarino Nainggolan, Product Marketing Partner Retail Business Schneider Electric Indonesia mengamini bahwa hal seperti itu kerap terjadi. Namun, Rino, biasa ia disapa, mewanti-wanti bahayanya.
"Stop kontak yang dipasangi banyak terminal berpotensi lebih mudah mengalami kebakaran dan menimbulkan korsleting," ujarnya saat ditemui Kompas.com, Sabtu (1/10/2016).
Alasannya, sebut Rino, siapapun tidak bisa menjamin penambahan terminal T pada titik kontak secara berulang yang dilakukan selalu tepat (pas).
"Bila tidak pas menyambungnya bisa timbul percikan listrik," tambahnya.
Untuk itu, saat terpaksa menyambungkan cabang terminal pada stop kontak, seseorang perlu memastikan letaknya sudah tepat. Selain itu yang tak kalah penting, cabang sambungan dipakai bukanlah barang KW atau tiruan. Beberapa komponen pada perangkat listrik palsu biasanya sudah dikurangi untuk mengakali harga jual menjadi lebih murah. Padahal, mengurangi komponen perangkat bisa menimbulkan bahaya.
Kekuatan hantar arus
Pada dasarnya, tak ada hitungan jumlah ideal cabang yang disambungkan pada satu stop kontak. Rino mengatakan, hal itu berhubungan dengan kemampuan hantar arus (KHA) dari kabel yang dipakai.
Ada tiga jenis kabel bergantung penggunaannya yanng biasa dipakai di rumah, yakni NYA, NYY, dan NYM. Bila memakai kabel NYA—yang memiliki ukuran 1,5 milimeter persegi dan punya kemampuan hantar arus 11 ampere—misalnya, bisa menahan hingga 2.420 watt.
"Menghitungnya, 11 ampere dikalikan tegangan 220 volt. Berarti 2.420 watt kan," imbuhnya.
Dengan jumlah itu, kata Rino, jumlah watt terpakai di rumah tidak boleh melebihi angka tersebut. "Jadi kalaupun asumsinya hanya ada satu stop kontak, berapapun cabang atau alat listrik yang dicolokkan tidak boleh melebihi batas tersebut," katanya kembali.
Cara amannya, kata Rino yaitu dengan pemasangan MCB atau Mini Circuit Breaker. Sebagai salah satu perangkat listrik, MCB berfungsi sebagai pengaman terhadap gangguan hubungan singkat dan beban listrik lebih di rumah.
Jadi, ketika pemilik rumah menghubungkan beban berlebih pada instalasi listrik, maka MCB akan secara otomatis memutuskan arus listrik.
Sumber : kompas tekno
0 Komentar